Sebuah video yang menampilkan suasana pengajian di Pacitan menjadi viral di media sosial akhir-akhir ini.
Video tersebut menampilkan pengajian akbar yang diselenggarakan untuk memperingati hari jadi ke-280 Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang dihadiri oleh Gus Iqdam dan Tim Hadroh Pusat Sabilu Taubah.
Musik DJ di Pengajian Akbar
Dalam video tersebut, saat tim hadroh masuk panggung, alih-alih diiringi lantunan salawat, panitia pengajian memutar musik DJ yang mengejutkan para penonton.
Pembawa acara mengumumkan kehadiran tim hadrah dengan menyebutkan, “Dan inilah hadrah Pusat Sabilu Taubah,” diikuti dengan alunan musik DJ.
Pro dan Kontra di Media Sosial
Video ini memicu berbagai komentar pro dan kontra di media sosial. Beberapa orang mengkritik penggunaan musik DJ dalam pengajian, sementara yang lain melihatnya sebagai inovasi yang relevan dengan zaman.
Penggunaan musik DJ dalam pengajian ini memang mengundang berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang menyambut positif dengan mengatakan bahwa ini adalah cara baru untuk menarik minat generasi muda dalam mengikuti pengajian. Namun, ada juga yang merasa bahwa penggunaan musik DJ kurang pantas dalam konteks acara keagamaan.
Klarifikasi dari Pihak Ponpes Sabilu Taubah
Ilham Burhanuddin, salah satu pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilu Taubah, memberikan klarifikasi bahwa musik DJ tersebut hanya berdurasi sekitar satu menit dan digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih meriah serta menarik perhatian masyarakat.
“Musik DJ tersebut hanya dimainkan sekitar satu menit sebagai pembuka acara untuk menciptakan suasana yang lebih meriah dan menarik perhatian. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan lantunan salawat dan tausiyah seperti biasanya.
Tujuan kami adalah untuk menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, agar lebih dekat dengan pengajian dan ajaran Islam,” jelas Ilham Burhanuddin.
Pandangan Masyarakat dan Netizen
Penggunaan musik DJ dalam pengajian ini juga menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Banyak netizen yang memberikan komentar dan pandangan mereka terhadap inovasi yang dilakukan oleh Majelis Taklim Sabilu Taubah. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa langkah ini bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menyebarkan dakwah, terutama di kalangan anak muda yang lebih akrab dengan musik modern.
Namun, ada juga yang merasa bahwa penggunaan musik DJ bisa mengaburkan esensi dari pengajian itu sendiri. Mereka berpendapat bahwa pengajian seharusnya tetap dijaga kesakralannya dan tidak dicampur dengan elemen-elemen hiburan yang bisa mengurangi khidmatnya acara keagamaan.
Kesimpulan
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, pengajian Majelis Taklim Sabilu Taubah dengan musik DJ tetap menjadi sorotan dan menarik perhatian banyak orang. Langkah inovatif ini menunjukkan bahwa dakwah dan ajaran Islam bisa disampaikan dengan berbagai cara yang relevan dengan perkembangan zaman, tanpa mengurangi esensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan adanya klarifikasi dari pihak pengurus Ponpes Sabilu Taubah, diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tujuan dari penggunaan musik DJ dalam pengajian tersebut dan melihatnya sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan ajaran agama kepada generasi muda.