Garut, Maret 2025 – Seorang pria asal Garut, Jawa Barat, bernama Abdul Rosid, menjadi perbincangan hangat setelah mengaku sebagai Imam Mahdi dalam sebuah video yang viral di platform TikTok. Dalam video berdurasi enam menit, pria berusia 60 tahun tersebut memperkenalkan dirinya sebagai “ulama Pancasila” sekaligus Imam Mahdi yang dipercaya akan membawa perubahan besar bagi umat manusia.
Penyebab Video Viral
Video tersebut awalnya dibuat untuk konsumsi pribadi dan hanya dibagikan kepada keluarga serta kerabat dekat. Namun, setelah tersebar luas di media sosial, video itu menarik perhatian masyarakat. Pengakuan ini menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari dukungan hingga kritik tajam dari netizen. Bahkan, ada yang mempertanyakan motivasi Abdul Rosid membuat video semacam itu.
Abdul Rosid merupakan seorang petani jagung yang tinggal di pedesaan Garut. Ketika diwawancarai oleh media lokal, ia menjelaskan bahwa video itu hanya candaan untuk keluarga dekat. “Saya tidak serius. Ini hanya untuk hiburan keluarga,” ungkapnya dalam sesi wawancara dengan Reporter. Meski demikian, video tersebut memicu diskusi serius tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.
Reaksi Masyarakat Terpecah
Klaim sebagai Imam Mahdi ini memunculkan reaksi beragam di masyarakat. Sebagian besar menganggapnya sebagai lelucon, tetapi tidak sedikit yang merasa terganggu oleh pernyataan tersebut. Beberapa komunitas agama bahkan menyerukan agar ada edukasi lebih lanjut terkait dampak penyebaran klaim seperti ini di platform seperti Tik Tok.
Menurut para pakar media, kasus ini memperlihatkan pentingnya literasi digital di era modern. Publik perlu lebih memahami dampak dari informasi yang mereka sebarkan, terutama di platform media sosial yang menjangkau audiens luas.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus Abdul Rosid menjadi pelajaran penting tentang bagaimana media sosial dapat mengubah hal yang sederhana menjadi isu besar. Selain itu, fenomena ini mengingatkan kita tentang perlunya regulasi untuk mengurangi penyebaran informasi yang dapat menyesatkan masyarakat. Lebih lanjut, fenomena ini menekankan pentingnya penggunaan media sosial secara etis dan bijak.
Hingga kini, Abdul Rosid telah meminta maaf kepada publik atas klaimnya dan mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai pernyataannya. Ia menyatakan bahwa tindakannya adalah kekeliruan dan tidak memiliki niat buruk.